MALANG - Hingga kini kepastian status Arema ‘Sultan Agung’ atau tim Arema yang berkantor di jalan Sultan Agung 9, Kota Malang untuk berlaga di kompetisi Indonesia Super League (ISL) masih menjadi teka-teki. Menyusul PT Liga Indonesia sebagai pengelola ISL masih bersikukuh agar internal Arema melakukan rekonsiliasi.
PT LI pun berencana mengalihkan gelaran turnamen pra musim Inter Island Cup (IIC) yang semula di Malang sebagai salah satu tuan rumahnya, berganti di Lamongan. Namun hingga kemarin belum ada keputusan resmi dalam bentuk surat kepada manajemen Arema ‘Sultan Agung’ seperti proses penunjukkan beberapa waktu lalu.
CEO PT Liga Indonesia, Djoko Driyono menegaskan, pengalihan tuan rumah Inter Island Cup (IIC) ini semata-mata demi proses rekonsiliasi Arema. Bagaimana sebenarnya sikap dan langkah dari PT LI, berikut petikan wawancara Joko Driyono (JD) dengan Malang Post (MP), melalui telpon genggamnya kemarin sore.
MP : Benarkah Malang batal menjadi tuan rumah IIC?
JD : Begini, kita melihat internal di Arema ini belum tuntas. Kita menganggap IIC oke, bisa saja Arema tidak bisa tampil, tapi Liga (PT LI) selalu melihat Arema tetap valid di ISL. Waktu yang tersisa ini mudah-mudahan Arema tuntaskan proses itu (rekonsiliasi, Red), karena seperti diketahui, ada kondisi Arema saat ini yang membuat Liga memilih itu (IIC batal digelar di Malang, Red) dulu. Jadi kita tidak sampai langsung menjustifikasi, mana yang benar, mana yang salah, karena proses yang kita jalankan ini harus dengan spirit rekonsiliasi
MP : Kenapa PT LI masih ngotot untuk rekonsiliasi?
JD : Karena beliau-beliau yang ada dalam kondisi sekarang, ya boleh dibilang saat ini berseberangan itu, sebenarnya adalah keluarga besar Arema sendiri, awalnya.
MP : Arema batal ikut IIC, berarti sudah batal ikut ISL?
JD : Saya sedang memikirkannya, karena ini temanya adalah preseason, tentu ada peluang bagi Arema, untuk kita create event lain, setelah proses itu (rekonsiliasi, Red) semua terjadi. Ada special event yang kita dedikasikan khusus untuk Arema, yang mungkin bisa berjalan disela-sela Inter Island Cup, tanggal 8, 9, 10, sampai ke tanggal 24 November nanti. Kita PT Liga menginginkan Arema tetap menjadi keluar besar di ISL, itu saja pertimbangannya
MP : Apakah PT LI masih cukup optimis proses rekonsiliasi itu bakal membuahkan hasil?
JD : Oiya, karena proses itu sedang berjalan. Saya merasa itu tidak jadi catatan keputusasaan atau terkunci semua proses yang ada sekarang. Saya merasa butuh waktu, kita belum maksimal di interval waktu sampai hari ini dimana penting untuk segera menetapkan tempat pertandingan IIC. Tapi kita juga tidak ingin buru-buru, sampai merusak proses yang sedang berlangsung, itu yang lebih penting. Tidak Ada yang perlu dipersalahkan dulu, atau dikasih kesempatan dulu semua pihak, karena saya merasa ini tidak hanya sekedar dari aspek legal semata-mata, inilah Arema yang terbebas dari interest yang terlalu jauh dari spirit olahraganya
MP : Apa sebenarnya langkah kongkrit dari PT LI?
JD : Saya secara pribadi ingin ke Malang, saya masih harus mengatur waktu dulu. Teman-teman Aremania ingin dialog di Jakarta, itu merepotkan. Kenapa saya tidak ke Malang saja? Saya lebih gampang mengaturnya sehingga bisa kembali lagi, seperti saat Arema juara, saat waktu Bentoel minta saya secara pribadi di Liga sebagai mediator pelepasan kepengurusan orang-orang Bentoel. Saya ingin romantisme itu kembali lagi, karena saya tahu di grass rootnya, Aremania sangat positif mensupport kita karena punya pertautan sejarah yang besar dengan kembalinya Arema ke ISL ini. Saya ingin komunikasikan dengan baik pada teman-teman di Malang
MP : Tapi PT LI tentu tidak bisa menutup mata bahwa faktanya ada Arema yang ingin ke IPL (Indonesian Premier League, Red)?
JD : Ya, saya tahu bahwa ada yang mengklaim mau ke IPL, mau ini, kita anggap Arema mana itu? Apakah bulatkah Arema itu? Seandainya itu bulat dari Arema, kita tidak bisa bahas ya. Tapi yang kita tahu bahwa ada keinginan juga dari grass root untuk Arema tetap di ISL, kita kan keinginannya itu. Tapi kalau misalkan semuanya bulat ingin kesitu (ke IPL, Red), posisi PT Liga tidak bisa menghalangi. Tapi kita menganggap ada keinginan yang kuat dari Aremania untuk bertanding di ISL, fakta ini harus dikelola, sehingga seandainya lebih kongkrit dan nanti bisa ada justifikasi, inilah bentuk rekonsiliasi yang terbaik, yang tak harus bulat, tapi mungkin bentuknya lonjong, atau mungkin benjol. Ya pada saatnya nanti pasti terjadi, itu yang kita ambil.
MP : Sebenarnya bagaimana kesiapan PT LI untuk menggelar ISL ini? Apalagi kini Persib justru menyatakan ingin berlaga di IPL?
JD : Begini, posisi PT Liga itu berbeda dengan posisi PSSI. PT Liga ini menjalankan program karena di request (diminta, Red) pemegang saham yang itu adalah klub-klub ISL. Klub-klub itulah yang memerintah kami untuk bekerja. Nah seandainya ada 12 atau 14 klub, ya kita jalankan karena mereka adalah penguasa kami. Terkait dengan Persib dan lainnnya, tidak dalam posisi untuk merayu dan memaksa, walaupun keputusan Persib ke IPL dengan catatan dan catatan itu juga yang membuat semua orang sulit. Kita yang gampang-gampang saja. (buari)
0 komentar:
Posting Komentar